“Karena aku ini tunanetra dan nama Jaka itu udah bbanyak di pakai, akhirnya aku memilih dipanggil Blindman Jack agar orang gampang ingat” Demikian ungkapan Jaka ahmad saat ditanya tentang asal usul nama Blindman Jack. Laki-laki kelahiran Jakarta, 27 Agustus 1976 ini memang lebih dikenal dengan nama tersebut saat mulai menekuni profesi sebagai stand up comedian. Bagi Jaka, menjadi seorang komika tunanetra merupakan salah satu cara yang dipilihnya untuk memberikan advokasi tentang isu penyandang disabilitas kepada masyarakat. lalu, cara-cara apa lagi yang dilakukan oleh Jaka Ahmad untuk terus menyuarakan isu penyandang disabilitas, khususnya tunanetra? ayo simak sepak terjangnya berikut ini!
Kiprah di Organisasi Penyandang Disabilitas
Pengalaman Jaka Ahmad di dunia advokasi dimulai sejak ia mengenal beberapa organisasi penyandang disabilitas. Salah satunya adalah organisasi penyandang tunanetra tingkat nasional, yakni Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni). Suami dari Silvia Attamini tersebut mulai bergabung sebagai anggota Pertuni pada 2004. Lima tahun kemudian, yakni pada 2009, Jaka dipercaya menjadi pengurus Pertuni di tingkat daerah DKI Jakarta menempati posisi biro komunikasi dan informasi .
Kiprahnya selama berada di jajaran kepengurusan DPD Pertuni DKI Jakarta dapat dirasakan dari berbagai kegiatan advokasi yang dilakukannya. Di antaranya adalah membantu tunanetra saat mengalami penolakan membuka rekening bank, menyuarakan pendidikan inklusi serta melakukan sosialisasi pemilu yang aksesibel bagi tunanetra. di samping itu, Jaka juga merupakan salah satu tim penyusun proposal yang mengantar keberhasilan DPD Pertuni DKI Jakarta mendapatkan dukungan dari Disability Rights Fund (DRF). Dukungan dana tersebut kemudian digunakan DPD Pertuni DKI Jakarta dalam pelaksanaan sosialisasi Pilkada DKI Jakarta bagi tunanetra serta penguatan organisasi Pertuni.
Baca juga: Fitri Nugrahaningrum: Tingkatkan Kompetensi, Berdayakan Tunanetra Lewat Pertuni
Memberikan Edukasi Lewat Hobi
Bukan hanya di organisasi, Jaka juga melakukan edukasi tentang tunanetra dengan cara yang menyenangkan. Pria yang mengaku menyukai kegiatan alam ini, menunjukkan pada masyarakat awam bagaimana tunanetra dapat mendaki gunung. Jaka akan menjelaskan bagaimana cara yang benar menuntun tunanetra berjalan mendaki gunung, memberikan arahan ketika melalui medan yang terjal serta bekerja sama antar regu yang memiliki anggota penyandang disabilitas. Memberikan edukasi tentang tunanetra pada masyarakat sembari menikmati alam membawa kesenangan tersendiri bagi Jaka saat menjalankan hobinya tersebut.
Prestasi Saat Studi di Australia
Keberhasilan di bidang akademik dengan mendapatkan beasiswa Australia Awards Scholarship dan menyelesaikan S2-nya sebagai Master of Social Work di Flinders University merupakan prestasi yang luar biasa bagi seorang Jaka Ahmad. Ayah 3 anak itu pun tak menyia-nyaikan kesempatan menambah pengalaman saat berada di negeri kanguru. Selain menuntut ilmu, Jaka sempat bergabung di FUSA (Flinders University Student Assosiation). Sebagai Accessibility officer.
Selama menjabat sebagai accessibility officer, Jaka bertugas menjembatani komunikasi antara pihak universitas dengan mahasiswa penyandang disabilitas. Tujuannya adalah memastikan kebutuhan mahasiswa penyandang disabilitas terakomodasi saat perkuliahan berlangsung. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan adalah melakukan audit untuk membuat proses perkuliahan dan lingkungan di area kampus lebih aksesibel bagi penyandang disabilitas. Misalnya, program penambahan ram dan pelebaran pintu kelas bagi pengguna kursi roda, serta menambah ketersediaan file materi pembelajaran yang aksesibel bagi penyandang tunanetra.
Menjajal Profesi Stand Up Comedian
Pada awwalnya, Jaka tak pernah terpikir untuk melakukan advokasi isu tunanetra melalui stand up comedy. Bagi pria yang menyukai suara emas penyanyi Michael Jackson ini, stand up commedy merupakan pengalaman baru yang hanya ingin dicobanya. Jaka berpikir, mungkin stand up comedy bisa menjadi cara baru dalam menyampaikan pesan tentang isu penyandang disabilitas kepada masyarakat.
“Daripada hanya menyuarakan apa yang menjadi kebutuhan penyandang disabilitas pada pemerintah melalui diskusi atau peraturan perundang-undangan, stand up komedi adalah cara yang sederhana dan mungkin bisa berhasil”, ujar Jaka yang juga mengidolakan komika Panji Pragiwaksono ini.
Ia berpendapat bahwa masyarakat memberikan respon lebih positif terhadap isu-isu penyandang disabilitas saat pesan tersebut disampaikan melalui stand up comedy. Banyak orang lebih memahami dan aware terhadap penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. oleh karenanya, Jaka merasa stand up comedy bisa menjadi cara kreatif melakukan advokasi isu tunanetra. bak gayung bersambut, keinginan Jaka terwujud pada 2014, saat dirinya dipercaya tampil menjadi pembukaan stand up tour Panji Pragiwaksono di Adelaide Australia
Tak hanya itu , Jaka juga memanfaatkan media sosial dalam mengedukasi masyarakat tentang penyandang disabilitas melalui content yang ia buat di channel YouTube pribadinya “Blindman Jack”. kesempatan berkolaborasi dengan selebriti nasional seperti Manji, Yura Yunita serta Raditya Dika pun tak ia sia-siakan begitu saja. Terbukti ia dapat meraih juara pada lomba stand up comedy berdurasi 1 menit di channel Raditya Dika dengan membawakan materi isu tunanetra.
Baca juga: I Made Wikan Dana: Raih Segudang Pengalaman Lewat WBU-AP Leadership Training
Membangun Karier di Tanah Air
Kini Jaka telah kembali ke tanah air dan membangun kariernya. Selain pernah bekerja sebagai Direktur Eksekutif Dewan Nasional Penyandang Cacat Indonesia, Jaka juga mewwujudkan keinginannya dengan mendirikan Luminosity Training Consultant yang memberikan jasa konsultan bagi permasalahan penyandang disabilitas terkait dunia kerja. Selain berupaya membuka lapangan kerja yang semakin luas, konsultasi diberikan terutama pada permasalahan perubahan lingkungan dan sarana kerja untuk perusahaan atau instansi pemerintah yang akan memperkerjakan penyandang disabilitas. Saat ini Jaka juga bertanggung jawab dalam mengawal pembentukan kebijakan inklusif di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu merupakan tugasnya sebagai senior Program Officer Community Based Inclusive Development di salah satu Lembaga non-pemerintah.
“Kita tidak bisa hanya selalu menunggu orang lain berbuat sesuatu untuk kita, melainkan kita harus memberikan masukan agar orang lain membuat perubahan yang mengakomodir kebutuhan kita”, merupakan alasan dari sepak terjang sosok Jaka Ahmad yang terus menyuarakan isu-isu penyandang disabilitas melalui karya dan cara-cara kreatifnya. Jaka berharap pada generasi muda penyandang disabilitas agar lebih aktif dalam menyuarakan kebutuhan dan menuntut hak mereka, namun tidak lupa untuk tetap melaksanakan kewajibannya.
“seperti semboyaan Bhineka tunggal ika, semoga Indonesia bisa menjadi negara yang lebih inklusif, yaitu masyarakatnya lebih menghargai keberagaman yang ada, termasuk penyandang disabilitas”, Pungkas Jaka Ahmad menyampaikan harapannya.
Henokh Bagus Wijaya
Kontributor Semarang