Logo, Bendera, dan Emblem

Sebagai organisasi resmi, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) memiliki logo, bendera, dan emblem yang mencerminkan identitas serta nilai-nilai yang diperjuangkan. Simbol-simbol ini memiliki makna filosofis yang mendalam, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Pertuni.
Logo Pertuni
Deskripsi dan Makna Logo
Logo resmi Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) terdiri dari beberapa elemen visual yang memiliki filosofi sebagai berikut:
Lukisan Induk
- Sepasang tangan meraba buku Braille, melambangkan kemandirian dan aksesibilitas penyandang tunanetra terhadap pendidikan dan informasi.
- Buku terbuka, menggambarkan ilmu pengetahuan dan keterbukaan akses pendidikan bagi tunanetra.
- Dua sel Braille yang terletak di sudut kanan dan kiri atas halaman buku, sebagai simbol literasi Braille yang menjadi bagian penting dalam kehidupan tunanetra.
- Rangkaian padi dan kapas yang melingkari logo, mewakili kemakmuran dan kesejahteraan yang diupayakan Pertuni bagi anggotanya.
- Tulisan “PERTUNI” dalam huruf awas, menghubungkan elemen-elemen simbolis dalam desain logo.
Lukisan Pelengkap
- Bola bumi dengan garis lintang dan bujur, sebagai latar belakang yang mencerminkan kesetaraan hak penyandang tunanetra dalam lingkup global.
- Pita bertuliskan “TAT TWAM ASI”, sebuah falsafah yang berarti “Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku”, yang menegaskan prinsip solidaritas dan kebersamaan.
Struktur Logo
- Lingkaran bumi dalam logo digambar memberat ke atas, melambangkan harapan dan perjuangan penyandang tunanetra menuju kehidupan yang lebih baik.
- Keseluruhan elemen logo diletakkan di dalam bentuk segi lima dengan garis tepi yang sedikit melengkung keluar, melambangkan kesetaraan, keadilan, dan perlindungan bagi penyandang tunanetra.
Tata Warna Logo
Warna yang digunakan dalam logo memiliki makna tersendiri:
Warna | Makna |
---|---|
Biru Muda | Dasar lambang, melambangkan kedamaian dan ketenangan |
Biru Tua | Bola bumi, melambangkan kesetaraan global |
Hitam | Garis-garis lingkaran bumi, tanda Braille, tulisan PERTUNI, dan TAT TWAM ASI |
Hijau | Daun kapas, melambangkan kesuburan dan harapan |
Putih | Kapas dan buku, melambangkan kejujuran dan ilmu pengetahuan |
Kuning Emas | Tangan, padi, serta elemen dekoratif lainnya, melambangkan kemakmuran dan kejayaan |
Penggunaan Logo
Lambang Pertuni dapat digunakan dalam berbagai bentuk, seperti:
- Sebagai vandel (pitaka) organisasi, dikibarkan dalam kegiatan resmi.
- Sebagai penghormatan dan kenang-kenangan organisasi untuk pihak lain.
- Sebagai bagian dari piagam atau sertifikat penghargaan dengan posisi di tengah sebagai latar belakang tulisan.
Bendera Pertuni
Deskripsi dan Makna Bendera
Bendera Pertuni memiliki desain yang sederhana namun penuh makna.
- Bentuk: Persegi panjang dengan perbandingan 2:3 (lebar : panjang).
- Desain:
- Lima garis melintang sejajar dengan ketebalan yang sama.
- Warna biru tua dan biru muda yang disusun secara selang-seling.
- Gambar lukisan induk dari lambang Pertuni terletak di tengah bendera.
Makna dari desain ini adalah:
- Lima garis melintang melambangkan kesetaraan dalam Pancasila dan prinsip kebangsaan.
- Perpaduan warna biru tua dan biru muda menggambarkan keselarasan antara kekuatan dan kedamaian.
Bendera ini digunakan dalam berbagai acara resmi dan upacara organisasi.
Emblem Pertuni
Deskripsi dan Penggunaan Emblem
- Emblem adalah lambang kecil yang digunakan sebagai tanda pengenal bagi anggota Pertuni.
- Emblem ini digunakan sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 59 huruf c sebagai identitas resmi keanggotaan Pertuni.
Penggunaan emblem dapat berupa:
- Lencana atau pin yang dipakai oleh anggota.
- Bordiran atau patch yang dapat dipasang pada seragam organisasi atau perlengkapan resmi lainnya.
Emblem ini berfungsi sebagai simbol kebanggaan dan solidaritas di antara anggota Pertuni.
Kebaikan Anda, Masa Depan Mereka!
Bantuan Anda berarti besar bagi mereka untuk mendapatkan hak yang setara. Jadilah bagian dari perubahan hari ini!
Tentang Kami

PERTUNI adalah organisasi yang mendukung hak, kesejahteraan, dan kemandirian penyandang tunanetra di seluruh Indonesia melalui berbagai program inklusif.