– Diskusi Terpumpun “Peta Jalan Pendidikan Khusus” pada 4-6 November 2024 di Solo

The Image of Setiawan Gema Budi

 

Dalam rangka menyusun peta jalan yang komprehensif dan aplikatif untuk pendidikan khusus dan inklusif di Indonesia, telah diadakan Diskusi Kelompok Terpumpun yang berlangsung pada 4-6 November 2024 di Solo. Kegiatan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari akademisi hingga organisasi yang bergerak di bidang disabilitas. Salah satu peserta yang hadir adalah Bapak Setiawan Gema Budi, selaku ketua Umum Pertuni, yang turut berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Secara umum, kegiatan ini bertujuan untuk menyusun peta jalan pendidikan khusus dan pendidikan inklusif. Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini meliputi:

  • Mengidentifikasi tantangan dan kebutuhan pendidikan khusus serta pendidikan inklusif di Indonesia.
  • Menggali perspektif dan masukan dari ahli ortopedagogik serta pemangku kepentingan terkait.
  • Merumuskan strategi pengembangan pendidikan khusus dan pendidikan inklusif untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
  • Menghasilkan dokumen awal peta jalan pendidikan khusus dan pendidikan inklusif yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan.

Ketua Umum Pertuni, termasuk sekitar seratus peserta lainnya, hadir dalam kegiatan ini. Di antara peserta tersebut terdapat dosen PLB (Pendidikan Luar Biasa) dari berbagai daerah, guru SLB (Sekolah Luar Biasa), serta beberapa organisasi yang berkaitan dengan disabilitas, sembilan di antaranya merupakan guru besar dari universitas di Indonesia.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Prof. Budiyono, diikuti dengan paparan dari Direktur PMPK dan Prof. Munawir. Setelah sesi paparan, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai berbagai permasalahan yang ada. Beberapa partisipan lain yang turut aktif dalam sesi tanya jawab ini antara lain Ibu Desti dari KND (Komisi Nasional Disabilitas) dan Ibu Betti dari Himpaudi.

Pada hari kedua, acara dibuka oleh Dr. Iwan Syahril, Ph.D, Dirjen PAUD Dikdasmen, yang juga memberikan kesempatan tanya jawab kepada para peserta. Dalam diskusi ini, beberapa peserta yang turut berpartisipasi adalah Ibu Nara, dosen PLB UNJ; Bapak Agus, Ketua IGPKHI; dan Pak Gufron dari PPDI, serta beberapa peserta lain.

Baca Juga:  Siaran Pers: Peran Strategis Pertuni Dalam Memberdayakan Tunanetra Di Indonesia.

Setelah sesi diskusi, peserta dibagi menjadi lima kelompok untuk mengerjakan modul yang telah disediakan oleh panitia. Bapak Gema tergabung dalam Kelompok 1, yang diberi tugas untuk mengkaji pendidikan khusus satuan SLB dan CIBI dalam bidang pengembangan SDM.

Diskusi Kelompok Terpumpun ini menjadi langkah awal yang penting dalam merumuskan peta jalan pendidikan khusus dan inklusif di Indonesia. Dengan kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan hasil diskusi ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang mampu memenuhi support bagi orang dengan berkebutuhan khusus di Indonesia.

Bagikan ke yang lain

About Author

Back to top