– Berbuah Manis, Program Higher Education Antar Tunanetra Indonesia dari Jenjang Pendidikan ke Profesi Impian

para alumni program Higher Education bersama para koordinator

Masih tentang pertemuan regional koordinator program Higher Education yang DPP selenggarakan pada awal bulan Agustus 2022, bertempat di Hotel Mercure Simatupang, Jakarta Selatan.  Pada 3 Agustus, Di hari kedua pertemuan, pagi hari, DPP Pertuni mengundang   tunanetra yang pernah mengikuti kegiatan Program Higher Education; Mulai dari angkatan pertama hingga angkatan berikutnya; Baik yang diselenggarakan DPP Pertuni sendiri, maupun yang dilaksanakan melalui kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra. Tunanetra yang diundang hadir adalah mereka yang telah berkarya di masyarakat, dan mencapai kemandirian sebagai sumber daya manusia, termasuk kemandirian secara finansial.

Di antara yang hadir, ada  Vina Ridwan, Adi Arianto, Eko Ramaditya Adikara dan Melissa;  Keempat sosok tunanetra ini adalah bagian dari kelompok tunanetra yang menerima manfaat saat Program Higher Education dimulai di Jakarta pada tahun 2006 lalu. Saat itu mereka semua sedang menempuh studi di perguruan tinggi; menghadapi pelbagai tantangan, di saat kesadaran perguruan   tinggi melayani mahasiswa tunanetra masih kurang, dan dukungan fasilitas alat bantu teknologi pun masih sangat terbatas.

Vina Ridwan, yang saat ini mengelola usaha bersama suaminya, menceritakan dengan penuh perasaan, betapa Program Higher Education sangat membantunya, mempermudah proses ia menempuh  kuliah pada program studi ilmu komunikasi Universitas Muhamadiyah Jakarta. Melalui    layanan alat bantu teknologi yang diselenggarakan Yayasan Mitra Netra atas dukungan Program Higher Education, Vina menyampaikan ia dapat melalui pelbagai tantangan yang sebelumnya ia bayangkan akan sulit ditempuh. Mengakses referensi, mengerjakan tugas kuliah, hingga akhirnya menyelesaikannya tepat waktu.

Adi Arianto yang saat itu menempuh studi pada program bimbingan dan konseling Universitas Admajaya, sempat hampir drop out kuliah. Program Higher Education hadir memberikan solusi bagaimana ia dapat mengakses referensi dengan lebih mandiri, sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi, meski tidak tepat waktu.

Baca Juga:  Adakan Pelatihan untuk Mahasiswa Tunanetra, Pertuni Antar Misbahul Arifin Raih Beasiswa

Baca juga: DPP Pertuni Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Regional Koordinator Program Higher Education di Jakarta, 2-4 Agustus 2022

Sedangkan Melissa dan Eko Ramaditya menceritakan bagaimana kedua sosok tunanetra ini bersemangat membangun karir paska menyelesaikan pendidikan tinggi; Berawal dari bidang pekerjaan yang telah ada sebelumnya, hingga tumbuh dan berkembang ke bidang -bidang yang muncul di era lima tahun terakhir. Rama tumbuh menjadi sosok penulis serta nara sumber di pelbagai seminar dan webinar; Sedangkan Melissa kini bekerja di Sampoerna, yang salah satu tugasnya adalah mempromosikan implementasi disability inclusion di perusahaan tersebut.  

DPP Pertuni juga mengundang tunanetra dari kelompok yang lebih junior, yang juga mendapatkan manfaat dari Program Higher Education, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti para seniornya, kelompok yang lebih junior ini   juga telah membangun karir di bidang-bidang terkini, yang lebih memanfaatkan ketrampilan menggunakan teknologi. Riandi Pratama contohnya, saat ini bekerja sebagai staf kontrak bidang teknik informatika di kementerian Bappenas; Juwita Maulida, saat ini berkarir sebagai freelance content writer; Latif Raiz bekerja di DPP Pertuni sebagai pelaksana  program kerja DPP Pertuni; Trian Airlangga membangun karir sebagai pengembang masyarakat dengan membangun layanan home schooling dan perpustakaan komunitas di sebuah desa di kabupaten Karawang propinsi Jawa Barat.

Baca juga: Peluncuran Buku “Transition to Employment”: Sebuah Referensi untuk Mengembangkan Pasar Kerja yang Inklusif

M.N.G. Mani, CEO ICEVI, Yosuke Ishikawa dari Nippon Foundation dan semua delegasi yang hadir mendengarkan dengan seksama cerita para tunanetra alumni program Higher Education DPP Pertuni. Bahkan, saat Vina Ridwan menceritakan pengalamannya dengan antusias dan penuh rasa haru, Darong, delegasi   dari Cambodia pun turut larut dalam keharuan yang Vina tebarkan pada forum pagi itu.

Baca Juga:  Blind Youth Summit 2023: Pemikiran dan Gagasan Pemuda Tunanetra

“Saya sangat terkesan dengan apa yang Vina ceritakan; saya akan tulis secara khusus pada laporan kunjungan saya ini”, ungkap Yosuke pada Ketua Umum Pertuni dalam perjalanan mengunjungi lembaga yang merekrut tunanetra bekerja keesokan harinya.

Misi Program Higher Education memang akan segera berakhir. Namun, jejak langkah yang ditinggalkannya sangat membekas di setiap negara di mana program tersebut dilaksanakan, termasuk Indonesia. Saatnya kita bergerak, dari area pendidikan ke ranah ketenagakerjaan; Sektor yang tidak kalah menantang untuk advokasi selanjutnya. Apresiasi selalu disampaikan kepada ICEVI dan The Nippon Foundation, yang memiliki komitmen begitu kuat untuk bekerja  bersama para partner organisasi di kawasan Asia Tenggara, guna meningkatkan kualitas hidup para tunanetra.

*Aria Indrawati

Bagikan ke yang lain

About Author

Back to top