31 Maret. Di tengah kesibukan mengupayakan dukungan untuk tunanetra tidak mampu yang bekerja harian dan secara ekonomi terdampak kondisi darurat COVID 19, Pertuni dikejutkan dengan wafatnya Bapak M. Hasan, yang biasa disapa Pak Bob Hasan, sosok yang telah menjadi Pembina Pertuni selama 48 tahun. Bagi tunanetra yang tergabung dan aktif di Pertuni, khususnya di tingkat pusat, Pak Bob telah menjadi “sosok ayah”.
Sebagai Pembina Pertuni, Pak Bob menginginkan ada lebih banyak tunanetra berwirausaha, bahkan tumbuh menjadi pengusaha yang sukses. “Setiap orang itu bisa sukses, asal mau berusaha; Saya yang nggak sekolah saja bisa, apalagi kalian yang sudah sekolah tinggi-tinggi”, begitu pesan yang selalu disampaikan, untuk menyemangati para tunanetra agar mengikuti jejak Almarhum.
Kepergian Pak Bob Hasan tentu meninggalkan kesedihan bagi Pertuni. Keterlibatannya dalam membangun Pertuni lebih intensif sejak 15 tahun terakhir. Pelbagai dukungan strategis pun diberikan, baik untuk membangun organisasi Pertuni di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Saat Lombok diguncang gempa hebat dan menimbulkan kerugian besar termasuk di kalangan tunanetra anggota dan pengurus Pertuni di pulau tersebut, Pak Bob Hasan pun turun membantu, merenovasi rumah-rumah tunanetra yang menjadi korban gempa besar itu. Bahkan, Pertuni Daerah Nusatenggara Barat dibantu sehingga memiliki tempat usaha yang lebih memadai, terletak di posisi yang lebih strategis, sehingga memungkinkan Pertuni daerah tersebut mengembangkan usaha untuk “income generating” anggota dan organisasi.
Di bidang pencegahan kebutaan di Indonesia, Pak Bob Hasan dikenal sebagai motor penggerak operasi katarak, yang bahkan telah dilakukannya sejak usia muda. Mantan Menteri Kesehatan di kabinet pertama Presiden Joko Widodo Nila Muluk menyebut Pak Bob Hasan sebagai “Bapak operasi katarak Indonesia”. Prof. Nila Muluk pun telah terlibat dalam operasi katarak yang diorganisir oleh Pak Bob Hasan di awal tahun 70an atas tugas yang diberikan oleh Presiden Suharto. Komitmen itu masih terus dilanjutkan Almarhum bersama Pertuni dan rumah sakit mata Jakarta Eye Center di beberapa tahun terakhir sebelum kepergiannya.
“Selamat jalan Ayah tercinta, semoga Engkau mendapat tempat terbaik di sisiNya, amin. Kami yang kau tinggalkan akan terus berjuang mewujudkan impianmu, melahirkan lebih banyak tunanetra yang berwirausaha”.