Jakarta,- Online Content Writing Training untuk mahasiswa tunanetra dan fresh graduate akhirnya telah sukses terlaksana (13/9). Training perdana DPP Pertuni yang dilangsungkan secara online lewat media Zoom ini diikuti oleh 14 tunanetra dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Jember, hingga Makassar dan Denpasar.
“Belajar dari pengalaman selama ini, para tunanetra muda sepertinya belum banyak yang melihat peluang untuk berkarya di industry digital. Sementara, para ahli menyatakan bahwa kita sudah masuk revolusi industry 4.0, yaitu suatu masa di mana lebih banyak kegiatan dilakukan secara digital,” ungkap Aria Indrawati, Ketua Umum Pertuni dalam sambutannya ketika membuka acara Content Writing Training tanggal 5 September lalu. Lewat pelatihan yang diselenggarakan oleh Pertuni ini, Aria berharap generasi muda tunanetra dapat mempersiapkan diri lebih matang lagi dalam menghadapi dunia kerja, khususnya dalam bidang penulisan di media digital.
baca juga: Tunanetra Mencicipi Industri Digital Media, Bisakah?
Semula, Content Writing Training akan dilaksanakan secara langsung di Bandung pada bulan Maret 2020. Namun karena pandemi Covid-19, pelaksanaan training sempat tertunda sehingga kemudian diputuskan untuk dialihkan penyelenggaraannya secara online. Terbagi dalam beberapa rangkaian, content writing training diawali dengan sesi sharing via grup WhatsApp sejak awal bulan Agustus. Pada sesi sharing dan diskusi yang dilakukan seminggu sekali tersebut peserta dibagikan bahan bacaan terkait pengenalan dunia content writing, termasuk soft skill apa saja yang diperlukan untuk dapat bekerja sebagai content writer. Selanjutnya, training via Zoom dilaksanakan pada tanggal 5 dan 6 September, di mana terdapat sesi presentasi dari Ramya Prajna, co-founder Think.Web tentang pengenalan peluang dan tantangan bekerja di industry digital, serta materi penulisan artikel dan konten media sosial dari fasilitator. Agar peserta dapat semakin memahami materi yang disampaikan, rangkaian content writing training juga dilengkapi dengan pemberian tugas praktik kepada peserta via email dan grup WhatsApp antara tanggal 7-12 September. Pada tanggal 13 September, peserta Kembali berkumpul via Zoom untuk membahas tugas yang telah dikerjakan Bersama fasilitator, sekaligus menutup seluruh rangkaian training.
Content Writing Training untuk Mahasiswa Tunanetra ini dibawakan oleh para fasilitator tunanetra yang telah berpengalaman dalam penulisan konten di media digital. Juwita Maulida, Ketua Departemen Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa DPP Pertuni, menyampaikan materi tentang penulisan artikel di media online. Sementara itu, Hadianti Ramadhani, Ketua IV Bidang Litbang dan Publikasi DPP Pertuni, menyampaikan materi tentang penulisan konten di media sosial. Meski seluruh peserta sudah memiliki pengalaman menulis, materi content writing yang disampaikan fasilitator menjadi pengetahuan baru bagi mereka. Tingginya antusiasme peserta dalam belajar sangat terlihat dari cukup banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada fasilitator selama training berlangsung.
baca juga: Ini 4 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mulai Pekerjakan Karyawan Tunanetra
“Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan Content Writing Training pertama ini, serta atas segala sharing pengalaman dan pengetahuan yang diberikan. Semoga Tuhan senantiasa memberkati umatnya yang memiliki rasa ulas asih di dalam hatinya,” ujar Aditya Putra Pidada, peserta asal Denpasar pada chat yang ditulisnya pasca penutupan training.
Senada dengan Aditya, Nenden Sri Agustina, peserta asal Bandung juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penyelenggaraan training ini. “Terima kasih juga karena mau membimbing dan mengajarkan saya bagaimana etika di dunia kerja. Ilmu-ilmu yang diberikan Kak Juwita dan Kak Dhani sangat bermanfaat untuk perkembangan saya dalam bidang menulis,” katanya.
Rencananya, DPP Pertuni akan Kembali menyelenggarakan pelatihan serupa untuk Angkatan berikutnya pada tahun 2021 mendatang. Dengan dilaksanakan secara rutin tiap tahunnya, diharapkan akan semakin banyak generasi muda tunanetra yang dapat meningkatkan keterampilan menulis serta berani memilih profesi yang berbeda dibandingkan kebanyakan tunanetra lainnya, yakni menjadi content writer di berbagai perusahaan berbasis digital.
*Ramadhani*